
Seperti biasa, hari ini aku sholat jum'at di masjid Al-Istiqomah, Sukaramai, Banda Aceh. Aku duduk ditengah dengan semangat. Saat aku lagi agak ngantuk, tiba-tiba seekor cicak jatuh ke punggung pria yang sedang terlelap sambil duduk bersila dihadapanku (mungkin cicaknya ngantuk juga karena mendengarkan khotbah yang monoton tadi, jadi jatoh deh.....hehe). Pria itu terbangun langsung mengusir cicak tersebut, sehingga cicak itu lari terbirit-birit. Akan tetapi, untuk mempertahankan diri tidak mudah. Habis terhindar dari pria pertama dia terancam oleh pria disamping pria pertama tadi. Pria kedua ini juga tidak suka dideketin sama cicak tersebut (terlihat dari mukanya yang berubah menjadi SANGAR). Sang cicak lari lagi. Dengan sekuat tenaga dia lari menghindari kerumunan pria yang duduk rapi bersaf-saf. Sewaktu muter-muter kebingungan dan tempat yang aman tidak kunjung terlihat, terdengarlah suara Iqomat berkumandang. Seluruh pria di ruangan itu berdiri dan bergegas mengisi saf yang kosong didepannya. Akhirnya aku menjadi saksi dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat cicak itu mati terinjak oleh seorang jamaah yang tidak sengaja membunuhnya.(Innalillahi wa innailaihi Raji'uun)
Di era modern sekarang ini, masyarakat kita masih banyak yang mempercayai mitos. Mitos adalah kepercayaan nenek moyang kita dulu yang kemudian di tanamkan ke otak anak cucu mereka. Menurutku mitos itu 50% benar dan 50% salah. Ada mitos bahwa jika kita kejatuhan cicak maka kita akan mendapat sial. Kata orang, untuk terhindar dari sial tersebut maka sang cicak harus dibunuh. Menurutku mitos ini tidak benar. Kenapa menyalahkan cicak apalagi harus membunuhnya, hanya karena suatu anggapan yang belum tentu akan terjadi. Orang sial karena perbuatannya sendiri, tidak ada hubungannya sama cicak. Justru menurutku cicak itu yang terkena sial, udah jatuh, badan sakit, belum sempat bersyukur karena masih hidup, dia langsung dikejar dan diburu untuk dibunuh manusia. Apalagi kalau kita kejatuhan ee cicak ("temendil" dalam bahasa ngapak Banyumas), langsung deh keluar dari mulut kita ANJING..!/KAMPRET..!/MONYET..!WEDUS..!/BAJINGAN..!/SETAN..! dan kata-kata kasar lainnya (kayaknya ada yang salah...apa yah??). Trus kita lempari cicak itu pake sandal, sapu, kita jepret pake karet dan dengan segala cara kita jatuhkan cicak itu (pengalaman pribadiku dulu).
Wahai manusia janganlah begitu pada cicak, mari kita jaga sikap kita. Kita hidup di dunia harus selaras dengan makhluk lain. Seperti waktu hari raya Idul Adha 4 hari yang lalu, parang yang dipakai untuk menyembelih hewan kurban harus yang tajam supaya tidak menyiksa hewan tersebut. Seharusnya kita bersyukur, ukuran ee cicak itu kecil. Coba kalau binatang yang bisa menempel di dinding itu kerbau. Gimana jadinya kalo kita kejatuhan ee kerbau ("telepong" dalam bahasa ngapak Banyumas) tepat di muka kita.

Alo Aji...
BalasHapusBagus loh...
Ternyata kamu ebat...
^_^
Hahahahahaha...............
BalasHapusSumpah giQiel...
Pie ttp ja Q rada takud..
Alx tadi male Q ru kejatoan nak cicak..
Hiiii.... sumpah jijik bgt...
ru sX Q megang makhluk ciptaan Tuhan itu.
krn Q penasaran al mitos itu ya Q browsing ja diInternet.
trnyata artikel ttg itu banyak bgt..
N rata2 semua mengemukakan KESIALAN!!!
parahnya lagi rata2 ttg bakal KEHILANGN ORANG TERDEKAT (KEMATIAN)
JElas tu wad Q tambah parno!!!
kira2 bener G ya..
ya Allah... Jauhkan bala...
Iya nih,ga sengaja lgi masak pas mo ambil garam ternyata ada cicak diatas tutup tempat garam,si cicak panik merasa seorang monster mengangkat tempat garam (hihihi ,saya mksudny), si cicak panik langsung loncat kesana kemari n saya yg liat ikutan panik juga ikutan loncat sana sini
BalasHapusDan akhirnya si cicak jatuh kelantai n tanpa sengaja saat saya lg loncat2 kegencet huaaaaa sicicak langsung TMD di TKP saat itu jug.hiksss n saat itu terjadi temen 1 kosan jadi saksinya.antara rasa takut,geli,jorok,ngeri,horor,bersalah campur aduk huhuhu
Mana gede bnget cicaknya astagfirullah.
Terus sejak itu anda pernah merasakan kesialan??
Hapus