Indonesia mencetak sejarah baru, pada tanggal 2 Desember 2008 harga Dollar Amerika mencapai Rp. 12,500. Ini adalah harga tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Rupiah menempati urutan ke 7 sebagai mata uang yang paling tidak berharga sedunia (Junk Money). Harga barang-barang menjadi naik. Barang ektronik dan perlengkapan komputer menjadi naik karena harga mengikuti kurs dolar. Bahkan barang yang yang tidak pakai kurs dolar pun ikut naik, seperti pengalamanku ini:
Aku : (gerimis enaknya makan gorengan) “Bang beli gorengan gojeng”.
Tukang gorengan : “Nih mas, gorengan ama mendoannya. Thanks yah”
Aku : “Kok gak ada cabe rawitnya?”
Tukang gorengan : “Maklum mas, dolar lagi naik jadi harga cabe mahal”
Aku : Weq…apa hubungane cabe rawit (lombok cengis) ama dolar.(Sama-sama ijo kale yah….^_^)
Akhir-akhir ini beberapa perusahaan besar di Indonesia mengalami kesulitan keuangan. Untuk menyelamatkan perusahaan, mereka memPHK sebagian karyawannya. Bukan hanya Indonesia, seluruh dunia juga harus menanggung perilaku boros orang Amerika. Krisis keuangan di AS membuat perekonomian dunia goncang.
Di Wall Street (pusat bursa efek di Amrik sono…) harga saham-saham raksasa lembaga finansial terjun bebas. Beberapa perusahaan besar lembaga keuangan menyatakan bangkrut. Kebangrutan mereka diakibatkan oleh penyaluran kredit bermasalah sektor perumahan (Subprime Mortgage). Beginilah kesimpulan Kronologi krisis Subprime Mortgage di AS sejauh yang saya tahu.
Bermula dari penurunan suku bunga di tahun 2001 yang membuat cicilan KPR terasa ringan. Pembeli rumah mendapat keuntungan karena harga rumah semakin tinggi. Bahkan rumah yang dibeli meski masih dalam bentuk cicilan sudah bisa dipakai sebagai agunan untuk meminjam uang di bank. Rumah laris manis dan pembangunan terus dilakukan, pengembang perumahanpun bermunculan. Sampai pertengahan tahun 2007, pembeli baru jenuh dan harga rumah sudah terlalu tinggi. Pinjaman tidak terbayar, pemilik kredit rumah lebih memilih mengembalikan rumah mereka, tetapi rumah baru banyak dibangun. Akhirnya harga perumahan anjlok. Perusahaan perumahan merugi. Investor kabur. Harga saham perbankan collapse dan perusahan keuangan penyedia kredit perumahan terus berguguran. Untuk melihat kronologi krisis Subprime Mortgage selengkapnya bisa klik http://photos-068.friendster.com/e1/photos/86/04/74904068/1_751946176l.jpg
Perusahaan besar yang terkena imbas Subprime Mortgage di tahun 2008 antara lain, Merril Lynch, Citibank, UBS dan JP Morgan merugi (15/1/08), Fennie Mae dan Freddy Mac bangkrut (13/7/08), laba bank terbesar eropa HSBC turun drastis (4/8/08), Perusahaan sekuritas nomor 4 AS, Lehman Brothers bangkrut dan AIG putus asa mencari modal (15/9/08). Berita terakhir, HONDA tidak sanggup lagi bertempur di ajang F1.
Alhamdulillah akhir-akhir ini harga dolar udah mulai turun kok. Hari ini, harga US$ 1 = Rp. 10,900 dan semoga perekonomian terus membaik. Nah, mulai sekarang kita ubah cara kerja otak kita. Marilah kita berhemat, kurangi sifat boros kita dan kalo mampu kita bantu orang yang kekurangan.
sangat setuju dengan kalimat terakhir. makasih infonya
BalasHapus